Performansi berbahasa tradisi lepas dapur pada masyarakat Tamiang di Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis performansi berbahasa yang dituturkan oleh masyarakat Tamiang dalam tradisi Lepas Dapur, proses berbahasa yang digunakan dalam tradisi ini menjelaskan performansi, teks yang dituturkan dalam pelaksanaan acara, ko-teks dan konteks tradis...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Other Authors: | |
Format: | Book Section |
Language: | English |
Published: |
Pusat Pengajian Ilmu Kemanusiaan
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://eprints.usm.my/46518/1/ART%204.pdf http://eprints.usm.my/46518/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis performansi berbahasa yang dituturkan oleh masyarakat Tamiang dalam tradisi Lepas Dapur, proses berbahasa yang digunakan dalam tradisi ini menjelaskan performansi, teks yang dituturkan dalam pelaksanaan acara, ko-teks dan konteks tradisi Lepas Dapur pada masyarakat Tamiang. Penelitian ini menggunakan metod kualitatif, dilakukan untuk meneliti permasalahan ini dan peneliti menjadi instrumen penelitian. Pengumpulan data dilakukan di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa tradisi Lepas Dapur ini sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi. Tradisi ini dilaksanakan pada hari ke empat puluh kelahiran bayi. Adapun performansi berbahasa dalam tradisi ini dimulai dengan menyangke rambut budak (cukur rambut), turun tanah dan memberi nama. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa performansi berbahasa yang dituturkan dalam acara Lepas Dapur adalah ucapan sambutan dalam marhaban dan rasa syukur atas kelahiran bayi dan mendoakan agar kelak bayi tersebut menjadi anak yang shalih dan berbakti kepada kedua orangtua. Kemudian dilanjutkan dengan tepung tawar oleh tuan guru marhaban sambil menggunting rambutnya sedikit. Dan bayi dibawa berkeliling di kalangan anggota marhaban dan diselesaikan pencukuran rambut oleh bidan dan kemudian bayi dimandikan. |
---|