Aku dan pemabuk

Sahabat saya Phisca yang sudah beberapa tahun kuliah S2 dan bekerja di Seoul menceritakan, pemandangan seperti ini sangat lumrah di kawasan urban kota Seoul. Di ujung hari setelah bekerja, kata Phisca yang juga ketua PCIM Korea Selatan waktu itu, ramai para eksekutif kantoran, tua dan muda, menghabi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Zulhuda, Sonny
Format: Article
Language:English
Published: Yayasan Badan Penerbit Pers Suara Muhammadiyah 2021
Subjects:
Online Access:http://irep.iium.edu.my/88791/7/88791_Aku%20Dan%20Pemabuk.pdf
http://irep.iium.edu.my/88791/
https://www.suaramuhammadiyah.id/2021/03/01/aku-dan-pemabuk/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sahabat saya Phisca yang sudah beberapa tahun kuliah S2 dan bekerja di Seoul menceritakan, pemandangan seperti ini sangat lumrah di kawasan urban kota Seoul. Di ujung hari setelah bekerja, kata Phisca yang juga ketua PCIM Korea Selatan waktu itu, ramai para eksekutif kantoran, tua dan muda, menghabiskan waktu hingga malam sekadar duduk dan mabuk di café dan restoran. Masih lengkap berjas dan berdasi. Mereka mabuk untuk melepas tekanan kerjanya. Jadi siangnya mereka kerja gila-gilaan, malamnya dilepas dengan mabuk-mabukan. Kisah-kisah diatas muncul dalam benakku pagi ini ketika istriku membacakan berita tentang pelonggaran peraturan investasi minuman keras di Indonesia. Ada yang bilang ini “sesuai dengan kearifan lokal.” Dimana letak kearifannya? Batinku terusik. Jangan-jangan yang bicara itu sedang ‘mabuk’?