Mohammad Said dan politik global
Musim gugur tahun 1948 menyaksikan perkembangan penting mengenai beberapa masalah geopolitik di Barat atau khususnya Eropa dan di seluruh dunia pada umumnya. Negara-negara terkemuka dalam lingkungan politik global pascaperang atau negara-negara pemenang Perang Dunia Kedua sedang belajar tentang munc...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Malay |
Published: |
PT. Waspada Medan Indonesia
2024
|
Subjects: | |
Online Access: | http://irep.iium.edu.my/111012/3/111012_Mohammad%20Said%20dan%20politik%20global.pdf http://irep.iium.edu.my/111012/ https://epaper.waspada.id/epaper/waspada-jumat-23-februari-2024/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Musim gugur tahun 1948 menyaksikan perkembangan penting mengenai beberapa masalah geopolitik di Barat atau khususnya Eropa dan di seluruh dunia pada umumnya. Negara-negara terkemuka dalam lingkungan politik global pascaperang atau negara-negara pemenang Perang Dunia Kedua sedang belajar tentang munculnya era baru yang samar-samar untuk membangun kembali perdamaian global. Proses ini tidak jauh dari persaingan politik antar negara-negara terkemuka. Dalam hal ini, Amerika Serikat dan Uni Soviet atau Republik Sosialis Soviet Bersatu (USSR) sepakat untuk meningkatkan posisi mereka terlebih dahulu di skala Eropa dan kemudian di skala global. Pada tahun-tahun ini, mereka menyaksikan secara kontradiktif tahap-tahap awal Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet secara bersamaan. Kedua negara berada dalam posisi untuk mencapai kekuasaan lebih dari yang lain. Arahan kedua pemenang – yaitu AS dan Uni Soviet – dari Perang Dunia Kedua hingga Perang Dingin berarti memperburuk cita-cita untuk menciptakan tatanan dunia yang damai, yang sangat dibutuhkan oleh semua negara. Dengan kata lain, tepat setelah perang yang paling dahsyat menyebabkan gejolak global, pendekatan politik negara-negara terkemuka mulai terhuyung-huyung dalam menghadapi permasalahan yang beragam dan sangat besar. |
---|